Acaraki Golden Sparkling : Jamu yang dieksploitasi

Acaraki itu sebuah nama cafe atau outlet jamu yang sepengetahuan saya pernah muncul di TV lantaran terkenal menyediakan menu jamu yang dalam pengolahan dan penyajiannya lebih modern. Proses pembuatan jamunya dilakukan langsung atau dadakan setara dengan pembuatan kopi yang rumit itu dengan peralatan yang mahal.

Acaraki itu sebuah nama cafe atau outlet jamu yang sepengetahuan saya pernah muncul di TV lantaran terkenal menyediakan menu jamu yang dalam pengolahan dan penyajiannya lebih modern. Proses pembuatan jamunya dilakukan langsung atau dadakan setara dengan pembuatan kopi yang rumit itu dengan peralatan yang mahal.

Saat minum jamu di Acaraki bukan saja kita mendapat manfaat sehat, tapi juga bisa menyaksikan sang barista jamu saat  mengolah bahan – bahan mentah menjadi minuman siap saji. Setidaknya itulah yang saya lihat di CNN saat meliput Acaraki.

Semua tulisan diatas adalah ingatan lama yang kembali muncul saat googling soal Acaraki. jujur saja saat pertama kali melihat minuman ini di rak pendingin saya mengira ini minuman produk datang bulan buat cewe, soalnya dikemasannya tertulis turmeric and tamarind. Hal itulah yang membuat saya ragu untuk membelinya, hingga akhirnya iklannya muncul ditelevisi dengan menggandeng anggun sebagai bintang iklan.  Ternyata ini minuman Acaraki yang paling bestseller, dan sepertinya sinde sebagai salah satu produsen minuman terbesar tidak mau melewatkan kesempatan yang bisa jadi sumber cuan baru. Belajar dari kopi kenangan yang awalnya minuman outlet kopi hingga jadi minuman pabrikan yang sepertinya cukup berhasil. (Eh tapi saya tidak tahu, mana yg lebih dulu diproduksi masal, apakah kopi kenangan atau Acaraki ini)

Tapi sepertinya, Acaraki golden sparkling butuh waktu lama untuk bisa diterima warga, khususnya yang tidak tahu outlet jamu Acaraki. Seperti minuman-minuman produksi sinde lainnya yang harus berjuang keras agar setara dengan larutan cap kaki tiga minuman andalan sinde.

Terlepas apakah ini baik untuk kesehatan atau tidak, saya sangat menyukainya karena rasanya enak. Kunyit asem saja sudah enak apalagi ini ditambahkan soda, walaupun secara teori soda dan kunyit adalah dua hal yang saling bertentangan, soda bikin kembung sedangkan kunyit bagus untuk lambung.

Sebagai orang yang bukan penikmat kopi, saya harap lebih banyak lagi produsen minuman untuk memproduksi jamu menjadi minuman ringan. Langkah sinde yang mengeksploitasi jamu sebagai penghasil rupiah, semoga diikuti produsen minuman lainnya. Saya akan senang hati bila jamu naik kelas seperti kopi, menjadi minuman yang lumrah terpajang dirak-rak minuman minimarket.

Tinggalkan komentar