Ramen Torikara : Kaldu ayam yang ayam banget

“Mie instan itu candu”, saya yakin Karl Marx akan berkata seperti itu seandainya dia tinggal di indonesia dan makan indomie. Mie instan menjadi begitu akrab dengan saya ketika menjadi anak rantau, harganya yang murah dan cara penyajiannya yang praktis menjadi alasan utama.

Mie instan adalah awal perkenalan saya dengan MSG jauh sebelum keripik kentang maupun produk sejenis dengan  MSG sebagai sajian utama. Oleh sebab itu dengan sangat jumawa saya bisa menasbihkan bahwa lidah saya sudah ahli dalam dunia permicinan.

Bertahun tahun mengkonsumsi mie instan rasa kaldu ayam membuat lidah saya terbiasa, tidak ada lagi rasa enak dan tidak enak, karena fungsi mie instan kaldu ayam bagi saya bukan lagi mencari rasa nikmat tapi lebih ke pemenuhan kebutuhan kalori. Sama persis seperti minum air, tak peduli rasanya tawar atau ada manis manisnya, apapun mereknya selama bisa menghilangkan haus maka akan saya minum.

Jujur saja saya tak pernah mencicipi rasa kaldu ayam yang  direbus langsung dari rebusan ayam asli, kecuali kalau royko dan masako bisa dibilang sebagai rasa otentik dari kaldu ayam. Maka dipikiran saya rasa kaldu ayam itu ya seperti itu saja. Tapi semuanya berubah, untuk pertama kalinya saya mencoba mie instan rasa kaldu ayam dari Nissin. Lidah saya kaget, otak saya butuh waktu lama untuk memproses mengenali rasa baru ini.

Ramen Torikara rasanya enak, kuahnya light tapi rasa ayamnya begitu kuat, saya masih bisa menghirup aroma ayamnya ketika mengecap kuahnya didalam mulut. Dalam kemasannya hanya terdiri dari mie, sebungkus bumbu dan satu bungkus kecil minyak, yang saya yakin itu minyak cabe. Tidak ada sayuran kering, tidak ada bubuk cabe atau bawang goreng. Saya tidak kecewa sama sekali, walaupun tidak ada toping, kuah dan mie saja sudah cukup, karena jualan utamanya memang tentang rasa.

Mienya bentuknya lurus, warnanya tidak sekuning mie instan lokal, dan ketika diicip sebelum direbus saja sudah memiliki rasa gurih, dan saya yakin jenis mienya ini mirip dengan mie Nissin yang pernah saya review juga yaitu Mikuya Ramen.

Tekstur mienya sendiri kenyal, mengingatkan saya pada tekstur mie kuning. Bukan mie kuning yang biasa ada di bakso atau bakmi, tapi mie kuning yang ukurannya besar yang bentuknya bulat. Mie kuning yang cara penyajiannya bisa digoreng menjadi kerupuk mie atau ditumis.

Ramen Torikara ini sepertinya akan lebih nikmat ketika disajikan saat hujan, porsinya yang cukup besar jugas pas disantap tanpa harus menambahkan nasi. Saya masih tidak tahu rasa kaldu ayam yang asli itu seperti apa, tapi saya berani bilang bahwa kuah ramen Torikara ini lebih berasa ayam dan enak daripada kuah – kuah lain yang mengatasnamakan dirinya sebagai kaldu ayam yang pernah saya coba. Status ini kemungkinan akan berubah saat saya menemukan rasa kaldu ayam yg lebih nikmat dari ramen Torikara, tapi untuk saat ini produk nissin ini masih jadi andalan saya.

Nilai : 7,5

Tinggalkan komentar