Eksistensi Kuaci : Inovasi adalah Koentji

Jika saya ditanya Merk kuaci yang paling legend ? saya akan menjawab ya Rebo ini,. Saya tidak tahu apa ada lagi yang lebih tua dari Rebo, kalau dilihat dari website resminya Rebo sudah beberapa kali berganti kemasan. Jadi kalau kita tidak mengikutinya mungkin akan pangling dan menganggap ini produk baru dari pabrik baru.

Merk Kuaci dengan nama Tjhia thia  lebih familiar, dengan kemasan berwarna coklat yang terbuat dari karton  lebih sering kita temukan di warung-warung kecil.

Namun ada yang berbeda dengan Produk kuaci Rebo, berbeda dengan teman sejawatnya yang masih setia dengan rasa gurih dan asin. Rebo mengeluarkan dua varian rasa baru yaitu susu dan green tea. Kuaci dengan rasa susu mungkin sudah ada beberapa merk yang mengeluarkannya, seperti kuaci dengan huruf china entah kanji yang sering kita liat. Tapi rasa green tea ? hanya Rebo yang punya.

IMG_3114

Jika dibandingkan dengan kacang, kuaci bukan cemilan yang  terlalu banyak dipilih orang. Cara membuka yang tidak efektif tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan. Sudah itu sampah yang dihasilkanpun lebih banyak daripada kulit kacang.

Kuaci hanya untuk pribadi-pribadi yang penyabar. Mereka yang mau mengorbankan giginya untuk mencetrok kulit kuaci yang lumayan keras patut diapresiasi. juga untuk orang-orang yang rela mengorbankan jempol dan telunjuk tangannya sampai kapalan untuk memecahkan kulit kuaci juga jangan dilupakan.

Kenapa saya begitu tertarik untuk mengulas kuaci bermerk Rebo ini daripada merk lainnya. Selain karena merk ini merupakan nama hari kelahiran saya, saya juga simpatik dengan produsen merk ini yang begitu ngotot untuk mengembangkan produknya. Terus berganti wajah, terus berinovasi rasa, dan yang paling penting cara pemasarannya begitu masif.

Rebo memiliki kemasan yang dijual untuk supermarket, warung kecil, bahkan sampai agen dari pintu ke pintu. Cek saja ditoko online, beberapa orang mengatasnamakan dirinya sebagai agen kuaci Rebo. Dan setahu saya Rebo satu-satunya produsen kuaci yang berani mengiklankan produknya melalui media televisi.

Rebo juga mulai berani menyasar target konsumen tertentu demi melebarkan sayap penjualannya. Kemasan keluaran baru mulai menampilkan logo halal untuk menggaet pribadi-pribadi yang religius. Hologram berwarna emas dengan tulisan “mengandung vitamin E” juga ditujukan untuk menjaring orang-orang yang gila kesehatan dan manfaat dari suatu produk.

IMG_3116

Saya begitu kagum dengan  Gumindo perusahaan yang sudah lama dan masih bisa bertahan sampai sekarang hanya dengan modal biji saja. padahal kalau kamu liat diwebsite Gumindo, mereka mempunya produk lain yaitu keripik singkong. Tapi sayang keripiknya tidak begitu berhasil.

Soal varian rasa, saya masih terkesan dengan rasa green teanya. Namun sayang diwarung kecil dekat kosan saya hanya yang tersedia rasa susu saja. nilai minusnya mungkin sama seperti merk-merk kuaci lainnya, Kenapa kuaci yang dijadikan cemilan buat manusia kualitasnya lebih rendah daripada kuaci yang dijual untuk makanan hamster ? kenapa ? L

Bukan tidak jarang kita menemukan kuaci yang petot kadang kopong didalam kemasan. Tapi bila kita liat kuaci yang dijual ditoko hewan ukurannya begitu besar, mengkilap dan gemuk.

Kita tunggu saja sampai kapan eksistensi dari makanan si hamtaro ini akan bertahan atau bahkan mengalahkan pamor kacang, apakah Rebo akan terus berinovasi ? bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan akan muncul rasa-rasa baru yang lebih enak seperti rasa rendang misalnya atau bahkan mungkin rasa yang unik.

Dan dari dulu semenjak pertama kali mengenal kuaci sampai sekarang, saya selalu berharap ada merk kuaci yang mau menjual tanpa cangkang. Rasanya semua orang berharap begitu, apa perlu sekarang kita mulai membuat petisi mendukung biji kuaci tanpa cangkang ?  hehe..

Rating: 5

Tinggalkan komentar