Memelihara dan membesarkan sendiri tiga anak babi untuk kemudian dimakan.

Oleh : Lizzie Rivera

“Sungguh luar biasa, bisa memasak sesuatu yang telah kamu rawat dan besarkan selama setahun,” kata Mille Diamond, 28, sambil mengaduk sosis dia memasak makan siang saat kami melakukan wawancara disebuah apartemen di London selatan.

“Ini adalah salah satu hal terbaik. Saya tidak bekerja didunia peternakan, tapi saya tahu persis apa yang saya dan orang-orang makan. saya sangat bangga dengan hal itu.”

Ini sangat lama dari semenjak terakhir kali kita bertemu. Dua bulan sebelumnya, suatu hari dibulan Januari yang dingin di Wales utara. Pada saat Millie membawa tiga ekor babi ke tempat pemotongan hewan yang telah ia rawat selama delapan bulan.

Hanya keluarga  yang berani yang memutuskan untuk memelihara tiga anak babi padahal mereka tahu bahwa hewan peliharaannya dimaksudkan untuk disembelih. Tapi daging merupakan makanan pokok bagi banyak orang. Terutama saat acara kumpul keluarga, daging babi menjadi favorit. Bahkan pada hari natal keluarga ini menjauhkan kalkun dan lebih memilih porchetta- hidangan daging babi deboned khas italia (biasanya diitalia menggunakan babi muda) yang dibumbui dengan adas, lemon, cabai dan bawang putih.

Belinda ibu dari Mille, Lain yang merupakan ayah tirinya, Millie dan adiknya Fraser melakukan diskusi panjang tentang asal hewan ternak, prilaku dan pemeliharannya. Dan mereka memutuskan untuk tidak  makan daging, kecuali mereka tahu bagaimana hewan itu dipelihara semasa hidup dan menyembelihnya sendiri.

Karena memiliki sepetak lahan dikebun buah milik mereka, Akhirnya keluarga mille memutuskan untuk memulai rencananya. Kebun itu ditumbuhi dengan pohon-pohon yang menghasilkan banyak buah. Sehingga buah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan, tanpa harus mengawetkannya. “Jadi kita bisa memanfaatkan semuanya.” katanya

pig-3

Kemudian, keluarga Mille mengambil tiga babi betina dari Gloucester Old Spots, pada bulan Mei tahun lalu. Babi tersebut baru berumur 3 minggu dan masih kecil seperti anak anjing. Mille merasa sudah siap, karena dia telah memiliki pengalaman bekerja dipeternakan babi di Swedia sebelumnya.

“Sungguh menyenangkan mengetahui bahwa mereka menunggu saya.” Kata Mille.”Awalnya saya merasa ragu untuk membawa mereka ke tempat pemotongan hewan. Mengingat sebelumnya saya pernah membawa dua babi ketika masih di Swedia ke sebuah tempat pemotongan hewan di Uppsala. Tapi saat itu saya merasakan perasaan berbeda dengan sekarang, mungkin karena babi diperternakan tidak punya ikatan hubungan berbeda saat babi itu adalah milik sendiri.”

Mereka sengaja tidak menamai babi-babinya dan berusaha tidak terikat, tapi tentu saja walaupun begitu, mereka tetap memperhatikan babi-babi itu  sehingga bisa hafal dari karakter masing-masing. “Yang paling kecil kami perlakukan dengan hati-hati, dia terlihat tidak bahagia saat tubuhnya dicap (untuk dipotong). Sedangkan yang lebih besar tampak tidak peduli dan hanya terus makan. si penengah selalu berjalan dan menuruti perintah, tapi dia akan kabur jika ada yang menyentuhnya.”

Selain itu, penting untuk berinteraksi dengan mereka setiap hari. dan mengganti jerami di kandang mereka sekitar sebulan sekali. Babi biasanya hewan yang sangat bersih dan mereka memiliki tempat khusus untuk buang air besar, jauh dari tempat mereka makan.

pigs-2

Makanan membuat mereka senang. Mereka makan pisang setiap hari, bahkan kulitnyapun dimakan, babi-babi ini sangat rakus. Di musim panas mereka makan buah apel dan pir yang kami petik dari kebun buah. Dan setiap minggu selalu ada kiriman buah dan sayuran dari teman dan tetangga untuk pakan mereka.

Bagi Millie, mendokumentasikan pengalamannya dengan babi-babi itu di instagram adalah cara untuk untuk memberitahu orang-orang bahwa dia mencintai binatang yang dia makan.

Walaupun terus terbayang kenangan akan babi-babi itu karena keluarga Mille tahu bagimana babi itu lahir sampai saat babinya dipotong. Dia tidak berusaha menghilangkan ingatannya itu, sebagai bagian dari konsekuensi karena dia telah memutuskan untuk memakan dagingnya.

Media sosial menjadi tempat yang bagus untuk berhubungan dengan para ahli, mereka biasanya menawarkan saran dan dukungan saat dibutuhkan. Tapi reaksi negativ bahkan cenderung ekstrim datang dari beberapa vegan (orang yang tidak makan daging). Sehingga Mille harus berhati-hati dalam memposting babi-babinya di media sosial dan harus merahasiakan tempat tinggalnya.

Petani lokal sangat baik hati memberikan makanan, jerami dan nasehat. Mereka juga bersedia jika dibutuhkan untuk membantu pemula yang tidak berpengalaman seperti Mille untuk mengejar babi yang keluar atau kabur dari tempatnya.

Untungnya, hal itu tidak pernah terjadi. Meskipun, babi-babi itu dengan cerdiknya menyenggol-nyenggol tiang panggar agar bisa keluar, tapi tidak pernah berhasil. Bahkan satu kali mereka pernah naik keatas kandang ayam agar bisa meloncati pagar.

chorizo-sandwich

Sejauh ini hanya usaha itu yang mereka lakukan untuk kabur. Hidup dengan ketiga babi cukup nyaman bagi Mille. Di bulan Desember cuaca semakin dingin, babi-babi itu tidak lagi bermain lumpur, mereka lebih banyak menghabiskan waktu digudang untuk menghangatkan badan.

Akhirnya hari itu tiba, Mille membujuk babi-babinya agar masuk ke trailer untuk dibawa ke tempat pemotongan hewan.  Di dalam trailer mereka diberi makan setiap hari selama seminggu, dan pada hari terakhir agar babi itu mau berjalan ke tempat pemotongan, mereka dipancing dengan pisang, itu merupakan saran dari Fearnley-Whittingstall.

pig-6

“Saya merasa bersalah karena mereka telah mempercayai saya. saat saya membawanya masuk kedalam trailer. Si kecil langsung masuk -sepertinya dia sangat percaya. Tapi pada saat bersamaan saya juga bersukur bahwa prosesnya tidak berjalan mengerikan.” kata Mille.

Seluruh keluarga pergi ke tempat pemotongan hewan. Tapi Lain ayah tiri Mille tidak keluar dari mobil sampai babi-babi itu diamankan, dia tidak berani melihatnya. Kenangan terakhirnya dengan babi-babi itu dia tingalkan dikebun dan rumahnya.

Keadaan menjadi sedikit kurang nyaman. Saat babi-babi itu tidak mau keluar dari trailer. Pekerja rumah pemotongan hewan tidak memiliki kesabaran yang sama seperti yang dilakukan keluarga Mille untuk membujuk mereka dengan apel atau makanan apapun.

“Jangan terburu-buru,” Mille memohon.

Tapi pekerjaan harus dilakukan dengan cepat, ini bukan satu-satunya babi yang harus dikirim sore itu. bangkai yang tergantung seolah menunggu teman barunya.

“Sehari sebelum kami membawa mereka ke tempat pomotongan hewan, didalam kepala saya berkata bahwa saya tidak harus melakukan ini, tidak ada yang memaksa saya untuk melakukan ini.” Mille merenung. “Tapi saya juga tahu, saya dan keluarga saya tidak akan mundur untuk melakukannya.”

Selama dua hari Mille menangis. Kemudian dia sadar bahwa tidak ada jalan untuk kembali. Mille sangat ingin pergi ke tukang potong hewan. Dia penasaran apakah dia bisa mengenali setiap ekor babi miliknya. Dia melakukannya, setelah mengetahuinya dengan yakin dia akan memakan daging babi yang telah dipeliharanya.

pig-4

“Kami perlu melakukan keadilan terhadap hewan-hewan ini. Dan saya kira setelah kita menikmati prosesnya apa gunanya jika tidak menuai hasilnya ?” kata Mille.

Dia membawa temannya, Tilly, seorang tukang daging. Dia meminta bantuan Tilly untuk mengurus babinya. Butuh lima tukang jagal dan waktu empat jam untuk mengurus dua ekor babi mulai dari menguliti hingga memotong dagingnya. Sedangkan yang ketiga dipotong keesokan harinya.

Tukang daging tampak terkesan betapa sehatnya daging babi milik Mille. Dagingnya banyak dan warnanya sedikit lebih gelap. Tidak hambar dan pucat seperti yang sering dilihatnya di supermarket. Ada tingkatan lemak dan marbling yang baik, bukti bahwa babi-babi ini tumbuh lebih lambat.

pig-butcher-0

Tukang daging mengatakan bahwa dia sedikit kesulitan untuk memotongnya karena babi itu terlalu gemuk, masing-masing beratnya sekitar 100 kilogram saat ditimbang ditempat pemotongan hewan. Dua kali lipat lebih besar dari ukuran rata-rata babi ternak.

Awalnya keluarganya tidak tertarik untuk mengambil dagingnya,. Tapi Mille bersikeras, dia ingin mencicipi daging itu sebaik mungkin.

“Dagingnya besar, sepertiga lemak dan dua pertiga daging, mungkin karena saya memberi makan mereka banyak buah, juga biji pohon ek dan apel.” Kata Mille.

pigs-7

Babi-babi itu banyak diberi makanan organik, mungkin itulah yang menyebabkan bobot tubuhnya seperti sekarang. walaupun tidak ada sertifikasi resmi, tapi keluarga Mille yakin bahwa cara mereka merawatnya akan menciptakan rasa daging babi yang lebih enak.

Babi-babi itu menghabiskan biaya : harga saat dibeli 30 pound. Biaya pemotongan perekor 25 pound, biaya untuk mengolah dagingnya hingga menjadi daging masing-masing sebesar 50 pound. Anggaran biaya sekitar 700 pound dan makanan sekitar 250 pound. Dan masing-masing babi dagingnya menghasilkan 350 pound. Jadi keluarga Mille sebenarnya rugi. Tapi jika mereka mau  melakukannya lagi, mereka sudah memiliki perhitungan. Dan mungkin selanjutnya bisa menjadi menguntungkan.

“Saya kira uang yang dikeluarkan ini wajar, bila anda ingin mendapatkan makanan yang lebih enak diatas meja.” Kata Mille.

Dengan membagikan pengalamannya di media sosial, keluarga Mille telah melakukan kampanye untuk mengajak orang lain untuk mengubah sikap dalam mengkonsumsi makanan. sehingga memiliki sudut pandang baru.

Sekarang keluarga Mille didalam freezernya memiliki daging babi bagian dada dan juga lebih dari 1.000 sosis, bacon kering yang sangat banyak, perut babi. Sekantong jeroan dan kulit, ditambah dua kaki prosciutto yang sudah kering digarasi yang siap disantap setelah satu tahun.

Dengan daging yang  mereka punya sekarang. Keluarga Mille banyak mengkreasikan makanan. mulai dari daging yang dimasak sederhana hanya dengan minyak, garam dan merica lalu dimasak didalam panci. Ada lagi rusuk yang dibakar, menggunakan pembakaran kayu didalam rumah, kemudian disiram dengan saus BBQ.

Tentu saja, tidak ada yang terbuang dari ekor sampai hidung. Pipi babi dimasak dan dijadikan isian roti jagung yang dicampur dengan bacon. Mille juga merebus kepalanya dan mengambil dagingnya untuk dijadikan sosis italia yang biasanya terbuat dari bagian kepala.

Sedangkan untuk memasak sosis tidak menggunakan tomat, hanya garam, Lada, adas dan minyak. Ini masakan yang belum pernah dibuat sebelumnya kata Mille, begitu segar dan kaya rasa.

Catatan: Artikel ini diterjemahkan bebas dari SINI

Tinggalkan komentar